Banyaknya jamaah umroh maupun haji yang beribadah di Masjidil Haram di
Mekkah dan Masjid Nabawi di Madinah membuat suasana Masjid selalu ramai.
Belum lagi kedua bangunan masjid raksasa ini memiliki jumlah pintu yang amat
banyak dan hampir semuanya memiliki bentuk yang hampir sama. Tercatat di Masjidil
Haram saja sebanyak 4 pintu utama dan 45 pintu “biasa”, dimana setiap pintu
sebenarnya memiliki nama tersendiri. Banyaknya jumlah pintu yang memiliki
kemiripan bentuk serta suasana yang selalu ramai tersebut, tak
mengherankan apabila banyak jamaah haji maupun umroh yang tersesat ketika
keluar dari Masjidil Haram, atau ketika akan kembali menuju hotel maupun
pemondokan nya.
Untuk masuk ke Masjidil Haram sebenarnya bisa melalui berbagai sudut,
karena banyaknya pintu yang tersedia. Namun hal sangat riskan manakala mereka
harus keluar. Selain 4 gerbang utama dan 45 pintu biasa, juga terdapat
pintu-pintu lainnya yang tidak memiliki nama, secara keseluruhan
setidaknya ada 129 buah pintu.
Dengan semakin padatnya Masjidil Haram, maka pintu akses masuk Masjidil
Haram pun semakin diperketat. Di pintu-pintu utama terlihat puluhan askar
(petugas keamanan masjid) selalu berjaga siang dan malam, baik laki – laki
maupun perempuan, dan beberapa petugas juga disebar baik di dalam maupun di
luar Masjidil Haram. Sayangnya, banyak dari jamaah kita yang tidak dapat
berkomunikasi dengan lancar, karena terkendala bahasa.
Para jamaah yang tersesat umumnya bingung dan hampir rata – rata dalam
kondisi yang kelelahan. Jamaah yang tersesat atau terpisah dari rombongan baik
di Masjidil Haram maupun Masjid Nabawi, menjadi sasaran empuk tindak
kejahatan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. Modus kejahatan yang
dilakukan juga hampir sama, yaitu berpura-pura menolong dan bahkan banyak
diantara korban mengaku pelakunya merupakan orang bangsa kita sendiri. Tentu
saja kita semua tidak menginginkan hal tersebut diatas terjadi, baik terhadap
diri kita sendiri, keluarga, maupun orang yang kita cintai. Untuk menghindari
nya, ada beberapa tips agar tidak tersesat ketika di Masjidil Haram,
antara lain:
- Datanglah lebih awal dari waktu shalat, maksimal satu jam sebelum azan berkumandang. Selain menghindari berdesak – desakan juga memiliki jeda waktu ini dapat dimanfaatkan untuk beribadah sunah dan mendapatkan shaft terbaik
- Datanglah secara beregu maupun berombongan, minimal 5 orang, dengan minimal ada 1 laki – laki diantara rombongan. Hindari pergi sendiri terutama bagi jamaah yang lanjut usia, maupun perempuan (ibu-ibu). Hal ini dimaksudkan jika jamaah tersesat dapat saling mengingatkan.
- Sebelum masuk masjid, baca papan petunjuk nama dan nomor pintu yang biasanya berbentuk papan nama atau lampu LED berwarna merah, hijau atau kuning. Bagi mereka yang tidak mampu membaca, amati bangunan disekitar pintu tempat masuk.
- Apabila memungkinkan, catat nomer dan nama pintu di buku notes, untuk menghindari lupa. Apabila tersesat jadikan pintu yang telah dicatat tadi sebagai tempat janjian dengan rombongan.
- Sebelum memulai thawaf, tengoklah kearah atas bangunan masjid kembali, cari tanda yang dapat menjadi ciri dari mana mulai masuk, sebelum turun ke area thawaf di sekitar ka’bah.
- Didalam Masjid, alternatif tempat janjian yang paling mudah ditemukan adalah Lampu Hijau untuk memulai thawaf (sejajar dengan hajar aswad).
- Berbeda dengan Masjidil Haram, jika di Masjid Nabawi pakailah nomor pagar, jangan nomor pintu masjid. karena pintu masuk untuk jamaah laki – laki dan perempuan terpisah, terutama untuk jamaah suami istri.
- Catat nomor telephone ketua rombongan, ketua regu, muthawif ataupun nomor telephone hotel. Sebelum pergi ke masjid, pastikan battrey HP dalam kondisi full, apabila diperlukan bawalah battrey cadangan maupun power bank dan pastikan juga memiliki pulsa yang mencukupi. Insya Allah dengan menghubungi mereka, jamaah akan lebih mudah di temukan.
Namun apabila sampai tersesat maka hal yang harus segera dilakukan
adalah:
- Instrospeksi diri, memperbanyak istighfar dan selalu minta perlindungan Allah SWT. Yakinlah sebagai hamba dan sebagai tamu Allah, pasti Allah akan menolong kita, dengan cara yang tidak di sangka-sangka.
- Ibarat pepatah, malu bertanya sesat di masjid, Jangan segan bertanya kepada asykar yang memakai seragam coklat – coklat, “PD” saja, walaupun Anda tidak mengerti bahasa arab. Tunjukkan notes tempat mencatat nama pintu atau nama pintu pagar.
- Waspada sekitar terhadap orang yang berpura – pura akan menolong, tetap bersikap tenang, jangan panik dan jangan berusaha mencari jalan pulang sendiri. Akan lebih baik jika kembali ke Masjidil Haram, dan cari tempat janjian bertemu atau duduklah dibawah maupun di dekat lampu hijau thawaf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar